Tutorial Blog

Sabtu, 21 Juli 2012

Doa buka puasa yang benar

Apakah ketika anda berbuka puasa, anda mengucapkan do'a "Allahumma laka shumtu....dst?".

Jika jawabannya "IYA", maka ketahuilah bahwa do'a tersebut berasal dari 
hadits yang dhoif/lemah, sehingga kita tidak boleh mengamalkannya.

Berikut ini adalah penjelasan dari do'a tersebut yang saya nukil dari situs MyIslam.

[Awal Kutipan]

HADITH KEDUA


Maksudnya :
"Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu alaihi wasallam : Apabila berbuka beliau mengucapkan : Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu(maksudnya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka). 
(Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shogir hal 189 dan Mu'jam Auwshath). 
Sanad hadith ini Lemah/Dha’if

Pertama :
Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly. Dia seorang rawi yang lemah. 
Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya satu orang saja yang telah melemahkannya. 
Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadith-hadith yang tidak boleh diturut. 
Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah ! 
Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Dia inilah yang meriwayatkan hadith lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul I'tidal 1/239). 

Kedua :
Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan. 
Kata Muhammad Nashiruddin Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al-Bajaly. 
Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk. 
Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7) 
Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di Risalah Puasa tapi beliau diam tentang derajad hadith ini ? 

HADITH KETIGA
Maksudnya :
"Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya NabiShallallahu alaihi wasallam. Apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan :Allahumma Laka Sumtu wa 'Alaa Rizqika Aftartu." 

(Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Suni) Lafadz dan arti bacaan di hadith ini sama dengan riwayat/hadith yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah.) 

Dan sanad hadith ini mempunyai dua penyakit.

Pertama :
"MURSAL, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat NabiShallallahu alaihi wasallam. (hadith Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, tanpa perantara shahabat). 

Kedua :
"Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang MAJHUL. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya".

[Akhir Kutipan]

Jelaslah bagi kita kemudian bahwa do'a tersebut berasal dari hadits yang dhoif, sehingga kita dilarang mengamalkannya.

DOA YANG BENAR

Lantas, pasti timbul pertanyaan, mana do'a yang benar yang dapat kita pergunakan untuk berbuka puasa.

Maka masih dari situs yang sama saya kutipkan penjelasannya;

[Awal Kutipan]

HADITH KEEMPAT


Maksudnya :
"Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (maksudnya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah). 

(Hadith HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadith ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani menyetujui apa yang dikatakan Daruquthni.! 

Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad hadith ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadith ini HASAN.

[Akhir Kutipan]

Jadi, do'a yang bisa kita pergunakan dalam berbuka puasa adalah do'a dengan lafadz diatas, yakni: DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH.

Kapan Membaca Do'a Tersebut?

Kalau kita menilik arti dari do'a tersebut, yakni: "Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah" , maka basahnya kerongkongan/urat-urat di leher karena kita telah minumuntuk membatalkan puasa kita.

Jadi waktu yang tepat untuk membaca do'a buka puasa adalah sesudah kita membatalkannya dengan meminum air, bukan sebelum kita makan dan minum.

Lantas bagaimana kita berdo'a ketika hendak makan/minum untuk membatalkan puasa kita? Maka ini kembali kepada keumuman sifat makan dan minum yang telah diajarkan Nabi kita Shallallahu alaihi wasallam;

Rasulullah bersabda : “Apabila seseorang di antara kamu memakan makanan, hendaklah membaca:  "(Bismillah)"

Apabila lupa pada permulaannya, hendaklah membaca:


(Bismillahi fii awwalihi wa akhirihi)

(HR. Abu Dawud 3/347, At-Tirmidzi 4/288, dan lihat kitab Shahih At-Tirmidzi 2/167, sebagaimana tercantum dalam kitab Hishnul Muslim, karangan Said bin Ali bin Wahf Al Qahthani).

Demikianlah, mudah-mudahan puasa kita di bulan Ramadhan tahun ini, akan bisa lebih sempurna dengan mengikuti tata cara puasa Rasulullah. Dan kita diberikan ganjaran yang berlipat ganda oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Amiin



Sumber : http://lengkana.multiply.com/journal/item/15/Doa_buka_puasa_yang_benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar