Dulu pada saat menjelang tidur seorang anak duduk dikursi yang
nyaman dengan ibunya sambil membacakan cerita. Biasanya, keduanya terlibat dalam diskusi yang
menarik dari cerita yang digambarkan ibunya. Misalnya: Di salah satu ilustrasi,
sapi digambarkan melompati bulan yang berbentuk sabit atau bulan sabit. Sang
ibu merasa heran kepada anaknya yang bingung melihat bulan. Ketika ibu bertanya
kepada anaknya apa yang salah, lalu anak mengatakan bahwa bulannya “rusak”.
"Ya, memang terlihat seperti itu, "kata sang ibu, yang menyadari
bahwa bulan sabit belum menjadi bagian dari kosa kata visual anak.
Dari adegan buku cerita diatas adalah contoh
bagaimana cara anak-anak memahami visual konvensi, dimana produsen berasumsi
memegang arti yang sama untuk semua pemirsa atau konsumennya. Televisi penuh
contoh gambar dimana digambar tersebut diperkirakan dapat dipahami oleh setiap
orang dengan cara yang sama, namun, kadang-kadang produsen meleset dari sasaran
dalam menciptakan pesan visual yang jelas untuk pemirsa mereka, terutama mereka
yang kurang canggih atau belum bisa menangkap pesan visual dari produsen. Kita
ambil contoh, misalnya, seorang anak yang menonton berita dan melihat dua orang
yang terlibat percakapan didalam ruang kotak yang berbingkai, pemirsa
menganggap percakapan tersebut berbeda dari berita yang dibawakan. Meskipun kedua
orang tersebut berbicara dengan satu sama lain, digambarkan berdampingan, dan
menatap lurus kekamera, tanpa kemiripan pandangan yang jelas. Dalam kasus
lainnya ketika kamera memotong bolak-balik dari satu orang ke orang lain,
Bagaimana pemirsa menafsifkan visual ini? Apakah penonton yang lebih canggih
"mendapatkan" bahwa kedua orang tersebut terlibat dalam percakapan?
Apa yang seorang anak pikirkan? ? Saya berpendapat bahwa pada saat melihat dua
orang berbicara berita di televisi, seorang anak mungkin bertanya,
"Siapakah mereka yang berbicara?"
Setelah diskusi singkat tentang teori-teori
yang terkait dengan perkembangan anak dan visual komunikasi, maka dilakukan
penelitian tentang interprestasi anak-anak dengan format berita televisi. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa niat produsen dalam menggambarkan dua orang yang sedang berbicara satu
sama lain dalam televisi, dan dapat menimbulkan masalah kepada pemirsa, terutama mereka yang belum memperoleh keterampilan
kognitif yang diperlukan dalam bidang intelijen yang mendukung pemahaman mereka.
Oleh karena itu mengintegrasikan teori di bidang perkembangan anak dan
komunikasi visual, studi mencontohkan sebuah metode yang berguna dalam
menentukan bagaimana anak memahami tentang presentasi visual.
Sumber Artikel : HANDBOOK OF VISUAL COMMUNICATION (Children's
Comprehension of Visual Images in Television) hal 211-212
Tidak ada komentar:
Posting Komentar