Tutorial Blog

Kamis, 29 November 2012

Pemahaman Anak pada saat Melihat atau Menonton Televisi



Dalam kesusasteraan dalam bidang perkembangan anak, para sarjana terus belajar dan selalu berhubungan dengan media massa, khususnya televisi, dan anak muda. Akibatnya,  terdapat bukti yang menunjukkan bahwa dominan dari anak-anak yang sering menonton televisi perilakunya berbeda dengan orang dewasa. Para sarjana melakukan penelitian dengan mengunakan variabel seperti umur, jenis kelamin, dan perhatian. Setelah data-datanya terkumpul para sarjana melihat situasi bagaimana cara anak memahami atau menafsirkan materi dari televisi tersebut. Beberapa ulama memandang bentuk media dalam kaitannya dengan pemahaman anak-anak muda (Misalnya, Calvert, 1988; Smith et al, 1985;. Wright & Huston, 1983). Lainnya berpendapat bahwa kedua isi dan bentuk tidak dapat dipisahkan dalam menafsirkan materi televisi (Wartella, 1986). Ini menunjukkan bahwa anak muda sering memiliki interpretasi yang berbeda dari apa yang mereka lihat di televisi daripada orang dewasa, namun hanya ada beberapa penelitian yang menggabungkan badan intelijen sebagai cara untuk menjelaskan perbedaan interpretasi pada anak-anak.

Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak mengalami kesulitan dalam menafsirkan konvensi perubahan pandangan di televisi. Untuk hubungan dekat antara anak-anak pemahaman sudut pandang dirubah, pengambilan gambar dari dalam adegan televisi dibuat tiga dimensi, supaya anak-anak lebih mudah menafsirkan maksud dan tujuan produsen. Pendekatan unik untuk mempelajari pemahaman anak terhadap bentuk presentasi visual yang digambarkan di televisi menggabungkan alam sekitar dan minimal bergantung pada tanggapan anak-anak secera lisan untuk mencari tahu anak-anak muda yang sudah bisa memahami informasi visual yang disajikan oleh produsen.

Dengan menggunakan metode seperti ini, yang didasarkan pada teori-teori perkembangan anak, peneliti bisa mendapatkan wawasan yang lebih dalam pengalaman anak-anak muda. Ketika produsen menggambarkan karakter secara bersamaan dalam dua ruang yang berbeda melalui gambar kusut atau split layar, dipotong dari satu shot ke shot lainnya dalam adegan yang sama, atau memiliki kamera dolly sekitar objek dalam sebuah adegan, kecerdasan pemirsa menentukan, sampai batas tertentu, bagaimana mereka memahami teknik yang umum digunakan. Anak muda khususnya, mungkin bingung oleh konvensi tergantung pada kemampuan mereka dalam tata ruang wilayah serta sejauh mana teknik-teknik produksi isomorfik dengan peristiwa alami di dunia.

Sumber Artikel : HANDBOOK OF VISUAL COMMUNICATION (Children's Televiewing Experience) hal 214-215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar