Tutorial Blog

Minggu, 16 Desember 2012

Hubungan antara 2D dengan 3D


Assalamualaikum . . .

Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang “Film 2D dengan film 3D” yang dimana adanya hubungan antara film 2D dengan 3D. Langsung aja ke masalahya.

Bismillah . . .

Sebuah film 3D atau 3-D(tiga dimensi) atau juga biasa disebut S3D(stereoscopic 3D) adalah sebuah film yang meningkatkan ilusi kedalaman persepsi. Berasal dari fotografi stereoskopik, gambar sistem gerak kamera biasa digunakan untuk merekam gambar seperti yang dilihat dari dua perspektif (atau komputer-generated imagery menghasilkan dua perspektif pasca-produksi), dan perangkat keras proyeksi khusus dan kacamata yang digunakan untuk menyediakan ilusi kedalaman ketika melihat film. Film 3D tidak terbatas pada rilis film teater, siaran televisi dan langsung dari video film juga memasukkan metode yang serupa, terutama karena televisi 3D dan Blu-ray 3D. (http://en.wikipedia.org/wiki/3D_film)

Sekarang lagi marak-maraknya film berformat 3D, bahkan sekarang sudah semua categori film dibuat efek 3D-nya. Di tahun-tahun sebelumnya, hanya film animasi saja yang di buat versi 3D-nya namun dengan berkembangannya kecanggihan CGI, maka film biasa seperti drama percintaan, drama komedi dan action sudah berformat 3D. Pada saat kita menonton film yang berformat 3D kita diharuskan memakai kacamata khusus untuk menonton film 3D, karena kalau kita tidak memakai kacamata khusus gambar dilayar akan berbayang.

Banyak yang bertanya-tanya sebuah film 3D yang baik itu seperti apa???

     Menurut saya film 3D yang baik itu film yang benar-benar membuat kita menyatu dengan film atau bisa merasakan apa yang terjadi pada film tersebut, karena pada saat kita menonton film 3D kita bisa melihat efek gambar yang keluar. Kita ambil contoh film action, pada saat adegan tembak menembak atau kaca pecah, pasti kita berusaha menghindar atau menutup mata kita, karena efek 3D membuat kita benar-benar seperti melihat secara langsung adegan tersebut.

Apakah semua film dari berbagai genre bisa di ubah ke 3D atau tetap 2D??

Bisa. Dengan mengconvert atau merubah dari 2D ke 3D, dengan menggunakan software : Gimpel3D, Philips BlueBox, Makeme 3D, YUVsoft 2D to 3D Suite, G´MIC plugin for GIMP, dan sebagainya.
Sebelum mengconvert film 2D ke 3D kita harus memahami beberapa metode yaitu :

1   1. Kedalaman dari gerak

Hal ini dimungkinkan untuk secara otomatis memperkirakan kedalaman menggunakan berbagai jenis gerak. Dalam kasus peta kedalaman kamera gerak seluruh adegan dapat dihitung. Juga, gerakan obyek dapat dideteksi dan daerah bergerak dapat diberikan dengan nilai kedalaman lebih kecil dari latar belakang. Selain itu, oklusi memberikan informasi tentang posisi relatif permukaan bergerak.

2   2. Kedalaman dari fokus

Pendekatan jenis ini juga disebut "kedalaman dari defocus" dan "kedalaman dari blur". Pada “kedalaman dari defocus” (DFD) pendekatan, informasi kedalaman diperkirakan berdasarkan jumlah kabur yang dianggap objek, sedangkan "kedalaman dari fokus" (DFF) cenderung membandingkan ketajaman obyek gambar yang rentang pada saat diambil dengan jarak fokus yang berbeda dalam rangka untuk mengetahui jarak ke kamera. DFD hanya membutuhkan 2 sampai 3 gambar pada fokus yang berbeda untuk bekerja, sedangkan DFF membutuhkan setidaknya 10 sampai 15 gambar tetapi lebih akurat daripada metode sebelumnya.

3   3. Kedalaman dari perspektif

Ide metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa garis paralel, seperti rel kereta api dan pinggir jalan, tampak menyatu dari kejahuan dan akhirnya akan mencapai titik hilang di cakrawala. Menemukan titik hilang ini akan memberikan titik terjauh dari seluruh gambar.




Sumber referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/3D_film
http://cinema21.lasyak.web.id/perbedaan-mendasar-kualitas-film-bioskop/
http://en.wikipedia.org/wiki/2D_to_3D_conversion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar